Let's continue the story! Setelah sebelumnya saya menceritakan overview pengalaman saat saya OSPEK kali ini saya akan melanjutkan cerita saya pada semester satu dulu. Jadi semester satu dimulai setelah saya melalui rentetan penerimaan mahasiswa baru yang disebut OSPEK Setelah melalui OSPEK kami pada maba pada waktu itu diberi libur satu minggu sebelum memulai perkuliahan. Semester satu adalah semester yang istimewa dimana saya dikenalkan dengan banyak ilmu baru. Mulai dari ilmu akademis, sosial, organisasi, pacaran dan lainnya. Semester satu juga langkah awal saya menuju kedewasaan diri dimana saya belajar menerima perbedaan dan menentukan tujuan.
Awal-awal masuk semester pasti dimulai dengan yang namanya perkenalan. Pada hari senin tanggal XX lupa awal September tahun 2013 saya berkenalan dengan teman-teman kelas kecil saya. Pas jaman saya maba, kelas itu ada 2 macam yaitu kelas kecil dan kelas besar. Kelas kecil terdiri dari 20-an mahasiswa dan kelas besar merupakan gabungan dari 2 kelas kecil dan jumlahnya ada sekitar 40-an mahasiswa. Kelas kecil saya diberi kode G (yang nantinya berganti jadi J) dan kelas besar saya diberi kode AG karena gabungan dari kelas A dan G. Entah dengan ilmu apa dan bagaimana caranya hampir semua orang di setiap kelas-kelas kecil mempunyai karakter yang sama menurut saya. Kelas A ada teman segugus saya dulu si Ali yang orangnya cangkeman dan susah diem dan kebanyakan orang di kelas A pun begitu orangnya. Kelas B yang sebagian besar cewek, cowoknya cuman 2 waktu itu, kebanyakan orangnya kalem-kalem. Di kelas mereka makruh hukumnya bila membuat gaduh, alhasil perkuliahan pun dilalui dengan ketenangan layaknya kuburan. ga asik Sampai sekarang saya belum pernah merasakan sekelas besar dengan mereka, baru pas semester lima dimana kami dibagi lagi kelasnya menurut konsentrasi, disitu saya baru merasakan sekelas dengan anak-anak kelas B walau ga semua. Lalu ada kelas saya atau kelas G. Orang-orangnya hobi bercanda dan nyantai. Kalau dosen ngomong apa kadang suka kami plesetin dan dijadikan bahan candaan. walau ga semua orang di kelas G kayak gitu juga Kami pernah dapat predikat "Kelas Terberisik" oleh para dosen. Bajingan-bajingan Orang-orang pembuat onar di kelas G ada saya, Tito, Naufal, XballZ, dan Decky. Tapi ada juga orang yang keliatannya kalem di kelas kami kayak Helmi, Denna, Loria dan Arum. Awal-awal masuk kami banyak yang malu-malu kucing, tapi tidak dengan teman saya si Tito. Dia adalah orang yang ga punya ke malu an dan saya pun langsung klop dengan dia dan Naufal, teman segugus Jurusan saya dulu. Hal yang menyatukan kami adalah 3 ide yang sama yaitu, humor, profanity, dan insanity. Terakhir ada kelas H yang sebagian besar orangnya rajin-rajin. kerajinan malah Selain rajin, kepintaran mereka juga diatas rata-rata. kebalikannya dari kelas saya Di kelas ini ada si Ade, Ika, dan Nabil sebagai orang-orang yang diandalkan soal akademis, tapi ada juga orang-orang kelewat nyantai kayak Giyas dan Della.
Kelas saya punya twitter loh, monggo di-follow @englishj2013 hehe |
Itu soal kelas-kelas Sasing 2013 secara keseluruhan, sekarang masuk ke bagian perkuliahan. Di semester 1 saya dapat beban 22 SKS, SKS disini bukan Sistem Kebut Semalam ya, tapi Satuan Kredit Semester dimana mata kuliah diberi kredit sesuai dengan bobot. susahnya Di UNY standarnya 1 mata kuliah itu 2 SKS dimana 1 SKS untuk teori dan 1 untuk Praktek. Ada juga beberapa mata kuliah yang SKS kurang dan lebih dari 2. Pada semester 1 saya belajar 10 mata kuliah yaitu Apresiasi Budaya, Listening I, Speaking I, Reading I, Pronunciation, Writing I, Structure I, Bahasa Indonesia, Ilmu Alamiah Dasar, Pendidikan Agama Islam, dan Book Report I. Semua mata kuliahnya berbobot 2 SKS kecuali Book Report I yang cuman 1 SKS dan PAI yang 3 SKS. Saat kuliah semester satu, saya orangnya nyantai. Saya tidak memberikan extra effort pada setiap mata kuliah yang saya ambil, khususnya pada MKU atau Mata Kuliah Umum kayak PAI, IAD, BI, dan Apbud. Walau semester 1 saya lalui dengan mudah dan IPK yang cukup memuaskan yaitu 3,33 tapi saya menyesal karena IPK saya nanggung tidak cum laude alias 3,51. Coba saja waktu itu saya sedikit memberikan effort dan tidak menyepelekan MKU, mungkin saya cum laude! Apalagi PAI yang 3 SKS karena ada sesi Tutorial. yang gw ga pernah datengin Saya waktu itu tidak mengikuti ujian Tutorial PAI jadinya cuman dapat B. nyesel kan lu, goblok
Sekarang kita coba lebih detail membahas satu per satu mata kuliah yang saya pelajari di semester satu dulu. Semoga mungkin nanti bermanfaat untuk yang ingin kuliah di Bahasa dan Sastra Inggris, khususnya di UNY. emangnya ada yang baca? Makul pertama yang saya ingin bahas adalah makul kesukaan saya yaitu Speaking I. Kelas Speaking I yang diampu oleh bu Niken waktu itu adalah kelas yang rasanya ga kelas karena kelas ini rasanya seperti kelas les-lesan bahasa Inggris. Disini kita dikenalkan dengan conversation singkat yang biasanya terjadi di daily life. Tiap minggunya kita akan melakukan roleplay dengan konteks kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh 2 orang. Dalam pemilihan partner setiap minggunya kami acak sendiri supaya partner-nya ga sama terus. Saya dulu pernah dapat sama Decky sama XballZ tapi belum pernah dapet sama Tito. Mungkin ini patut disyukuri juga karena kalau sama sama Tito buat roleplay ga bakal kebayang kacaunya bagaimana.
Selanjutnya saya akan bahas Writing I yang diampu oleh bu Titik. Sesuai dengan namanya, di kelas ini kita belajar tentang menulis dengan bahasa Inggris. Saya diajarkan dasar-dasar menulis seperti penggunaan punctuation, expression, etc. Oke lanjut ke kelas berikutnya deh yaitu kelas Reading I. Di kelas yang diampu bu Ari ini saya belajar membaca teks berbahasa Inggris dan mencari inti dari bacaan itu. Bacaan Reading I tidak sulit karena tidak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari. Selanjutnya adalah kelas Listening I yang diampu pak Yosa. Kelas ini banyak prakteknya karena sesuai dengan namanya, di kelas ini kita akan mendengarkan conversation pendek berbahasa Inggris dan berusaha mengerti maknanya atau mengisi blank space pada transcript yang ada. Kebanyakan tugas Listening I diberikan lewat online alias E-learning. Di UNY ada juga yang kayak gini! E-learning UNY diberi nama Be-smart. Setiap minggunya pak Yosa mengupload audio dan soal-soal yang harus kami kerjakan sebelum deadline berakhir. Kadang pula pak Yosa mengunggah quiz di Be-smart, jadi kami harus rajin-rajin mengecek situs itu. malesin
Kelas selanjutnya adalah kelas yang paling horror menurut saya bukan karena materinya susah, tapi karena dosennya, coy! Kelas itu adalah kelas Structure I yang diampu oleh pak Sugi. Di kelas ini saya belajar grammar bahasa Inggris mulai dari tenses, singular, plural, etc. Pak Sugi yang lulusan dari Australia ini adalah dosen yang sangat disiplin. Beliau tidak mau melihat mahasiswanya datang terlambat makanya beberapa mahasiswa lebih memilih tidak masuk daripada datang terlambat. Beliau juga tidak suka mahasiswa mahasiswa yang berisik. Saya bahkan dulu pernah kena marah gara-gara bercanda sama teman saya. goblok sih Tapi saat diajar oleh beliau, saya mendapatkan banyak ilmu perihal grammar bahasa Inggris dan materi yang beliau ajarkan pun cukup mudah dimengerti. Kalau diajar sama pak Sugi pasti bikin nagih. bohong
Kelas selanjutnya adalah Book Report I yang pertama diampu oleh pak Paulus dan kemudian diganti oleh bu Emi. Di kelas ini saya disuruh membaca 6 simplified book yang nantinya dibuat laporan dan kemudian laporan tersebut diberikan pada saat mid-term dan final test. Awalnya kelas ini diampu oleh pak Paulus, dosen lulusan Filsafat UGM, yang menurut saya punya tampang kurang friendly walau sebenarnya beliau adalah dosen yang sangat ramah kepada mahasiswanya. Bahkan senior saya mas Riusly pernah bilang kalau dia pernah merokok bareng sama pak Paulus! Sebelum mid-term pak Paulus digantikan oleh bu Emi, dosen lulusan PBI UNY, yang saat itu statusnya masih dosen tidak tetap alias dosen baru. Bu Emi bersikap sangat baik pada kami para maba sehingga kami senang kalau ada mata kuliah yang diampu oleh beliau.
Selanjutnya saya akan membahas kelas yang spesial karena saya disini dapat pembelajaran yaitu kelas Pronunciation. Di kelas ini saya belajar cara pengucapan dan lafal kata-kata dalam bahasa Inggris. Membawa kamus Oxford yang setebal bantal adalah wajib hukumnya di kelas ini karena setiap minggunya kami harus menuliskan transcript beberapa kata dalam bahasa Inggris. Kelas ini diampu oleh bu Nandy. Dulu saya terancam mendapat nilai K alias kosong di kelas ini karena kelas saya ada masalah dengan beliau. Alkisah sebelum final test bu Nandy menghubungi Tito yang saat itu menjabat sebagai ketua kelas untuk memberitahu bahwa final test Pronunciation dimajuikan. Kami yang masih maba yang belum mengenal etika berkomunikasi dengan dosen ini dengan gegabah memberikan sugesti tanggal lain. Saat itu bu Nandy tidak terima karena mungkin beliau menganggap tindakan ini lancang dan beliau marah. Kami pun terancam tidak mengikuti final test. Masalah ini pun sampai menjadi bahan perbincangan di ruang dosen. Kelas lain dan angkatan atas pun sampai pada tahu masalah ini. Masalah ini pun diperburuk dengan mantan teman sekelas kami Irfan yang memilih jalur "diplomasi" untuk mengatasi masalah ini dengan meminta saran dari Penasihat Akademik kami yaitu bu Widyastuti yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan I yang mengurus masalah akdemik. Kabar Irfan yang meminta saran ke bu Wid terdengar sampai bu Nandy dan beliau merasa kalau kami "mengadukan" masalah ini ke WD I, padahal kami hanya meminta saran ke bu Wid dengan posisi beliau sebagai PA kami. Masalah tambah runyam dan akhirnya mencapai titik terang pada hari Jumat tanggal XX lupa kami dan bu Nandy bertemu dan membicarakan masalah ini dengan kepala dingin dan selesai. Kami meminta maaf kepada bu Nandy dan akhirnya kami pun diberi final test oleh bu Nandy. Sungguh pengalaman yang spesial!
Terakhir ada MKU yaitu Pendidikan Agama Islam, Ilmu Alamiah Dasar, Bahasa Indonesia, dan Apresiasi Budaya. Pattern MKU sebenarnya tertebak. Hampir setiap MKU yang saya ikuti pasti mengadakan sesi presentasi kelompok dimana setiap kelompok mempelajari salah satu bab pada mata kuliahnya dan memoresentasikannya setiap minggu. PAI, IAD dan Apbud mengikuti pattern itu, tapi untuk Bahasa Indonesia tidak karena disini kami mempelajari cara menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar karena fokus pada makul ini adalah penulisan karya ilmiah sehingga penggunaan bahasa Indonesianya harus tepat. Pertama saya bahas PAI dulu. Sesuai dengan namanya, pada PAI kami mempelajari agama Islam. Untuk teman saya yang tidak beragama Islam mereka nantinya akan menyesuaikan pelajaran agamanya sendiri jadi untuk yang Kristen nanti ada Pendidikan Agama Kristen, yang Katolik ada Pendidikan Agama Katolik dan seterusnya. Saya belajar dasar-dasar agama saya sendiri disini dan ditambah bumbu-bumbu isu yang sedang terjadi pada saat itu seperti menikah beda agama, pacaran, menghormati agama lain, dan lainnya. Yang mengampu mata kuliah ini adalah bu Vita. Beliau orangnya sangat baik dan islami. Sebelum memulai kuliah beliau meminta kami untuk berwudhu dulu dan membaca Al-Quran secara bergantian. Kedua ada IAD. Basically, IAD itu semacam pelajaran IPA di perguruan tinggi dan Alhamdulillah-nya ga ada hitung-hitungan! Pak Yuni, dosen dari MIPA, adalah orang yang mengampu makul ini. Disini kami kebanyakan belajar astronomi mulai dari bumi kita sendiri sampai benda-benda luar angkasa seperti planet, asteroid, komet, dan lainnya. Pak Yuni orangnya sangat baik dan sabar menghadapi kelas AG yang bising dan bau pesing ini. Ketiga ada Bahasa Indonesia yang diampu oleh pak Ahmad. Seperti yang sudah disebutkan diatas, pada makul ini kami berfokus pada tulisan karya ilmiah sehingga kami mempelajari lebih lanjut EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan untuk menulis karya ilmiah. Keempat dan terakhir ada Apresiasi Budaya. Makul fakulter yang diampu oleh pak Sumaryadi ini mempelajari dasar-dasar budaya dan bagaimana kita bisa mengapresiasinya. Tugas akhir makul ini sangat menyenangkan karena kami melakukan study tour ke Candi Prambanan! Disini kami juga belajar mengurus semuanya mulai dari bus, tiket masuk, dan lainnya. Saat itu kami terbantu oleh pamannya Luluk yang bekerja disana jadi kami dapat tiket murah. Sesampainya disana kami mendapat tour guide bernama pak Soetopo. Beliau adalah guide berpengalaman di Prambanan ini. Setiap sudut prambanan yang kami lewati beliau pasti tau legenda dan asal-usulnya. Saat study tour kami sebenarnya menghabiskan waktu kami 50% bermain, 30% foto-foto, dan 10% duduk-duduk, dan 10%-nya lagi baru belajar. Selesainya dari study tour kami diwajibkan membuat laporan dari visitasi kami. Banyak teman saya termasuk saya melakuakn copy-paste dari Wikipedia karena kami keasyikan bermain saat study tour kami. jangan ditiru
Selain masalah akademik, di semester ini saya juga belajar masalah keorganisasian. Di semester ini saya "magang" di EDSA pada acara English Week dan English Nite sebagai sie perlengkapan alias perkap. Pada bulan November EDSA mengadakan rentetan acara selama satu minggu penuh yaitu English Week yang terdiri dari EIC atau English Internal Competition, Sport Competition, Photography Contest, dan Cake Decoration. EIC adalah lomba internal untuk maba jurusan PBI. Status acara ini adalah wajib untuk maba dan lomba-lomba yang diikuti adalah Speech, News Anchor, dan Presenting Idea. Selanjutnya ada Sport Competition yang sesuai dengan namanya adalah lomba-lomba olah raga untuk semua angkatan mahasiswa jurusan PBI. Ada lomba futsal dan Badminton waktu itu. Terus ada Photography Contest alias lomba fotografi yang dibuka untuk umum. Terakhir ada Cake Decoration dimana mahasiswa jurusan PBI berlomba untuk menghias kue secantik-cantiknya. Selesai English Week dilanjut English Nite pada bulan Desember. English Nite adalah Pentas Akhir Kepengurusannya EDSA yang dimeriahkan oleh sub-divisinya yaitu Edsacoustic, Emac dan Relung. Tahun 2013 kemarin English Nite mendatangkan guest star juga yang saya lupa siapa.
Oh ya, saat proses English Nite, saya juga ikut proses jadi aktor pas pentas Relung di acara yang sama. Jadi selain panitia, saya juga nyambi jadi aktor. Waktu itu sutradara saya adalah mas Khafid, Sasing 2011, dan play saya lupa judulnya tapi menceritakan tentang kerasnya kehidupan di London. Saya berperan sebagai pria berumur 20 tahun yang hidup di jalanan London yang keras. Alhkisah, saya dan 2 teman saya yang diperankan oleh Decky dan Sinar suka nongkrong di salah satu bar di London. Teman saya yang diperankan oleh Decky sangat tempramen baik di panggung maupun di dunia nyata dan tidak terima kalau diusir dari bar karena mau tutup dan dia pun membunuh pelayan disana yang diperankan oleh Gilang. Decky dihantui oleh baik oleh rasa bersalah maupun oleh wanita yang ia bunuh juga! Pertemanan kami pun hancur dan saya mencoba menenangkan dia tetapi Decky sudah menjadi gila karena itu dan teman saya yang diperankan oleh Sinar membunuh Decky karena ia juga dihantui oleh Gilang. brutal banget baru awal manggung udah dapet drama bunuh-bunuhan Itu adalah pertama kalinya saya merasakan panggung Stage Tari dan berperan sebagai aktor disana. Saya mendapatkan pembelajaran baru selama berproses di Relung yaitu ilmu teater dan dedikasi untuk melakukan sesuatu.
Semester satu, penuh lika-liku dan pembelajaran baru. Semester satu saya yang diibaratkan sebuah kertas putih ini sudah penuh dengan coretan-coretan kesalahan dan tulisan-tulisan pembelajaran. Kertas semester satu inilah yang berharga bagi saya karena saya jadi tahu bagaimana etika komunikasi dengan dosen, berorganisasi, berteater, bersosialiasi, dan pembelajaran berharga lainnya. Saya yakin bahwa setiap semesternya saya pasti dapat pembelajaran baik saya sadari secara langsung maupun yang saya sadari nanti.
Oke dah ya segitu aja tengyu, sip ya!
makasih banyak udah bagi pengalaman kak! aku sendiri ngerasa terbantu banget sama adanya hal2 kaya gini yg bikin aku jadi lebih tau ttg perkuliahan, terutama di UNY. sekali lagi makasih:)
BalasHapusbanyak banyakin share pengalamannya kuliah di sasing uny dong hehe
BalasHapus